Desa Waru adalah salah satu diantara dari sejumlah 350 desa di wilayah daerah tingkat II Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dan merupakan cikal bakal berkembangnya agama islam di wilayah Kecamatan Waru. Hal ini terbukti dengan adanya Ulama’- Ulama’ kharismatik yang sangat berpengaruh ditingkat Kabupaten Sidoarjo bahkan tingkat Propinsi Jawa Timur.
Menyikapi dari terpanggilnya rasa tanggung jawab atas kelangsungan perjuangan para pendahulu dalam mencetak generasi penerus religius berakhlaqul karimah sekaligus penerus pembawa misi perjuangan Nahdatul Ulama’ atas seruan/instruksi pengurus Nahdatul Ulama’ Kecamatan Waru antara lain:
- Asy’ari dari Pandean Waru
- Rowi dari Waru
- Sanaji dari Pulosari Waru
- Achmad Yawi dari Ngingas Waru
- Abdul Hamid dari Bungurasih Waru
- Dan Tokoh NU yang lain.
Maka pada tahun 1939, Bapak Ahmad Hamid bin M. Hamidin, Bungurasih Waru mendirikan/membuka madrasah Banat di Bungurasih Waru.
Dua tahun sebelum itu, tepatnya 1937 sudah dibuka madrasah NU di desa Pandean Ngingas, bertempat di masjid dan setelah itu di Kepuh kiriman Waru. Madrasah Banat di Bungurasih ini didirikan secara klasikal yang kemudian menjadi bentuk kelembangan dan merupakan cikal bakal MINU Waru I Kureksari.
Minat masyarakat terhadap madrasah banat ini sangat besar, makin hari perkembangan peserta didik meningkat dalam setiap tahunnya, yang datang dari berbagai desa diantaranya dari desa Menanggal Surabaya, desa Medaeng Waru, desa Waru, desa Kedung rejo, desa Tratap, dan desa sekitarnya.
Keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama’ Waru I Kureksari terbagi menjadi 4 periode.
- Masa Perintisan Awal (1939 – 1942)
- Masa Peralihan Tempat (1942 – 1945)
- Masa Kevakuman (1945 – 1946)
- Masa Kelembagaan (1946 – Sekarang)
Keprihatinan terhadap krisis pendidikan di indonesia mendorong LP. Ma’arif Jawa Timur bertekad turut berpartisipasi meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Masyarakat NU di Indonesia cukup besar jumlahnya. Dengan membenahi pendidikan Islam di lingkungan Nahdlatul Ulama, LP. Ma’arif akan membantu mendidikan sumber daya manusia, yang mana akan menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Di era informasi, yang menjadi kekuatan utama suatu bangsa adalh SDM yang memiliki kualitas ilmu, jaringan otak, dan tekhnologi.
MINU WARU I sejak tahun pelajaran 2003-2004 telah ditunjuk oleh LP. Ma’arif jawa Timur menjadi Madrsah Unggulan tingkat dasar untuk mewujudkan pendidikan Islam berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Di tengah-tengah komoditasi pendidikan, pendidikan menjadi mahal dan sulit terjangkau. Namun, MINU WARU I memperkenalkan model pendidikan Islam bermutu yang akan menjadi acuan bagi madrasah-madrasah Khususnya di lingkungan LP. Ma’arif Jawa Timur
Minu Waru I telah melaksanakan Akreditasi Sebagai Berikut:
- Pada tahun 1993 dengan “status Terdaftar”
- Pada Tahun 1995 dengan “status Diakui”
- Pada Tahun 1997 dengan “status Disamakan”
- Pada tahun 2003 dengan “status Disamakan”
- Pada Tahun 2007 dengan “Peringkat A (Unggul)”
- Pada Tahun 2008 dengan “Peringkat A”
- Pada Tahun 2014 dengan nilai 90 “Peringkat A”
- Pada Tahun 2019 dengan nilai 92 “Peringkat A Unggul”
- Pada Tahun 2024 dengan nilai 92 “Peringkat A Unggul”